Tulisan perdana, dan tugas Kelas Menulis Online 06
Bismillah...
Hmm, blog ini udah kubuat sejak Oktober 2015, tapi baru mulai ngisi sekarang, itupun karena dapat tugas menulis artikel dari Kelas Menulis Online yang dibidani Mas Tendi Murti, hehehehe. :D
Oke, jadi tulisan pertama sekaligus tulisan untuk memenuhi tugas ya... Aku udah ketik beberapa hari yan lalu di Microsoft Word, tapi bau sekarang kuposting.
Hmm, blog ini udah kubuat sejak Oktober 2015, tapi baru mulai ngisi sekarang, itupun karena dapat tugas menulis artikel dari Kelas Menulis Online yang dibidani Mas Tendi Murti, hehehehe. :D
Oke, jadi tulisan pertama sekaligus tulisan untuk memenuhi tugas ya... Aku udah ketik beberapa hari yan lalu di Microsoft Word, tapi bau sekarang kuposting.
Alasanku
Menulis... Hmmm
Aku
baru saja bergabung di kelas menulis online. Baru saja pertemuan pertamanya
tadi. Kupikir, langsung ke teknik, ternyata Mas Tendi yang jadi coach
memotivasi dan mencoba membentuk pemikiran kami dulu. Materi yang disampaikan
kece. Seperti korek yang memantik api. Tapi jujur, aku butuh hulu ledak.
Mungkin ini seharusnya dari dalam diriku sendiri, hulu ledak itu seharusnya
berasal dari diriku sendiri.
Ketika
akan diberikan tugas aku semangat, dan cukup bertanya-tanya, “Apa kira-kira
tugasnya ya?” Ya, dan kini aku akan menuntaskan salah satu tugas yang diberikan
Mas Tendi. Buat artikel bertema “alasan nulis untuk apa?”. Hmm, artikel. Yang
aku ketik sekarang ini dibanding artikel lebih mirip catatan harian. Tapi tak
apalah, aku ingin menulis seperti ini saat ini, lagipula disuruh diposting di
blog.
Jadi
kupikir-pikir, alasan menulisku untuk apa? Biar kuingat-ingat dulu. Mulanya aku
menulis diary, aku ingin masa kecilku terekam dalam catatan. Sehingga
pengalaman yang terlupa bisa untuk aku kenang. Aku juga ingin menyampaikan
pikiranku, uneg-unegku. Lanjut, kemudian
aku tertarik untuk menulis fiksi, cerpen, atau puisi. Aku suka itu sejak kecil.
Aku sering membaca novel, cerpen-cerpen, juga puisi-puisi yang berhasil
“membawaku ke dimensi lain dan ke suatu nuansa”. Makanya, karena itu aku juga
ingin mencipta puisi dan cerpen. Tapi semangat menulisku payah. Aku baru tekun
saat menulis diary, hahah. Saat gabung di pers kampus, aku mulai belajar
tentang tulisan-tulisan yang lain. Aku mulai sering buat liputan, sesekali
menulis feature, resensi, dan sebagainya. Aku juga beberapa kali membuat opini.
Aku ingin menyampaikan uneg-unegku, pikiranku. Aku ingin memberitahu
orang-orang tentang suatu kejadian yang aku ketahui, dan memberikan pandanganku
tentang itu. Agar mereka juga jadi tahu, dan membaca pendapatku. Syukur-syukur
mereka setuju. Tapi dari sekian opini yang kukirimkan ke Koordinator Liputan
ataupun Redaktur di pers kampus tempatku bernaung, tak ada satupun yang layak,
hehehehe. Jadinya aku hanya menyampaikan pemikiranku lewat lisan, atau media
sosial, itupun jarang.
Aku
pernah merenung, dan mencoba untuk mengatur kata-kataku jika ada seorang kawan
yang bertanya, “Kamu ingin tulisanmu bagaimana?” Maka aku mau jawab, aku ingin
tulisanku itu bisa membawa perubahan. Aku ingin orang-orang tersentuh saat baca
tulisanku, bisa belajar dari tulisanku dan mendapatkan sesuatu dari tulisanku,
bisa merasakan marah, sedih, haru, ataupun senang saat baca tulisanku. Aku
ingin bisa menggerakkan layaknya tulisan penulis-penulis hebat, misalnya Andrea
Hirata. Senang sekali jika apa yang kutulis, kubagikan, akan menjadi ilmu bagi
orang lain. Bisa jadi amal jariyah, pahalanya mengalir...
Aku
juga suka kata-kata Pramoedya Ananta Toer, “Menulislah, karena tulisanmu akan
abadi, jauh, jauh di kemudian hari.”
Kupikir, dengan tulisan, itu bukti aku ada. Bahkan saat sudah jauh di
kemudian hari pun, bukti aku ada kemungkinan masih kan ada. Hasil ide atau pemikiranku
masih kan bisa dibaca. Salah satu alasanku menulis juga karena aku ingin sok
eksis, haahaha, tapi kata Mas Tendi, kalau ingin macam itu mending ngerjain
yang lain aja. Betul juga, aku mesti ngilangin alasanku yang itu. Lebih
meluruskan niat lagi.
Tapi
yah, kadang agak ragu juga untuk menulis atau membagikan sesuatu. Nantinya
malah menghasilkan keburukan bagi orang lain, dan itu disebabkan karena tulisanku...! -_-
Mungkin
tulisan di atas sudah bisa melepaskan dari kewajiban tulisan “alasan nulis
pingin apa” ya? Oiya, ada satu lagi sebenarnya. Alasanku menulis. Aku ingin
bisa menang lomba nulis, atau tulisanku masuk ke media (selain media kampusku),
menyenangkan bisa nambah uang saku kalau menang atau dimuat di media luar. Tapi
aku baru sekali menang lomba puisi, tulisanku di media, Alhamdulillah sudah ada
beberapa dalam bentuk liputan kampus.
Ya,
sekian dulu dariku... Berkat tugas ini, aku bisa melihat ulang lagi dan
megingat lagi, apa sih alasanku nulis?
-Lantai
sejuk, 24/05/16, 01.45
0 Comments