Keumala Laksamana : Malahayati
Namanya
Keumalahayati. Keumala, dari kata kemala,
mempunyai arti batu indah yang bercahaya dan berasal dari bintang. Hayati, berarti
kehidupan. Namun orang-orang lebih mengenalnya dengan Malahayati, sang laksamana
wanita pertama di dunia.
Source: Good News From Indonesia
Seorang
wanita yang berasal dari tanah yang orang-orangnya terkenal berani dan cerdik
melawan penjajah, tanah dengan bungong jeumpa, Tari Saman, dan rencong. Tanah dengan
kopinya yang kini begitu terkenal. Aceh.
Source: The Jakarta Post
Malahayati
lahir pada masa Kesultanan Aceh Darussalam. Ia merupakan cicit dari Sultan Salahuddin
Syah yang memerintah tahun 1513-1530 M. Kakeknya seorang laksamana laut, Laksamana
Muhammad Said Syah. Pun ayahnya, Laksamana Mahmud Syah. Darah prajurit mengaliri
tubuhnya.
Mungkin karena
darah dan lingkungan prajurit itulah, yang membuat Malahayati di masa kecilnya
juga bercita-cita menjadi seorang laksamana laut yang handal. Ia
kemudian menempuh pendidikan akademi militer kerajaan di Ma'had
Baitul Makdis, akademi dengan beberapa instruktur perang dari Turki. Malahayati
menjadi pelajar yang berprestasi hingga membuatnya segera menjadi
prajurit protokol istana setelah menamatkan pendidikan.
Source: Wikimapia
Pada
1585-1604, Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV mempercayakan jabatan
sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol
Pemerintah untuk diemban Malahayati. Menggantikan suaminya yang gugur bertempur
melawan Portugis di perairan Teluk Haru, Selat Malaka.
Selat
Malaka saat itu memang menjadi tempat yang acap dilewati oleh pelaut Eropa
untuk mencari rempah-rempah. Sekaligus melakukan penyerangan-penyerangan ke daerah
sekitar. Semboyan Gold, Glory, and Gospel
sangat dipegang oleh pelaut Eropa di masa-masa itu.
Ketika
tahun 1599, saat pelaut Belanda Cornelis de Houtman melakukan konfrontasi di
Selat Malaka, Kesultanan Aceh Darusalam bertahan dengan pasukan yang dipimpin Malahayati.
Mereka berduel satu lawan satu, Malahayati dengan rencong dan Cornelis de
Houtman dengan pedangnya. Malahayati memenangi duel tersebut. Karena aksi
heroiknya tersebut, ia kemudian diberi gelar Laksamana Laut Kesultanan Aceh
Darussalam.
Source: Boombastis.com
Malahayati
juga memimpin pasukan Inong Balee, yaitu
para prajurit wanita janda pejuang yang syahid di Selat Malaka. Pasukan yang
semula berjumlah 1000 orang, kemudian berlipat mejadi 2000 orang, mereka terkenal
sangat tangkas di bidang militer. Pasukan ini menyusun sistem pertahanan yang
kuat baik itu di darat maupun di lautan. Serta membangun benteng di Teluk Lamreh
Kraung Raya dan memiliki 100 kapal.
Tak
hanya dipercaya raja, dan disegani oleh para jenderal dan pasukan di inernal kesultanan,
namanya juga bergema dan disegani oleh negara-negara Eropa, baik itu Portugis,
Inggris, dan Belanda karena keberaniannya. Catatan menuliskan, namanya juga disebut-sebut
hingga ke Tiongkok.
Malahayati
gugur di tahun 1606. Pada pertempuran di Selat Malaka ketika melawan Portugis.
Jasadnya kemudian dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam, sebuah desa nelayan di
Aceh Besar.
Di
zaman ini, ketika Kesultanan Aceh Darusalam tak lagi ada. Ketika pertempuran
Selat Malaka tak lagi terjadi.
Nama Malahayati tetap diabadikan dalam berbagai bentuk. Mulai dari Pelabuhan Malahayati di Teluk Krueng Raya, Universitas Malahayati di Bandar Lampung, KRI Malahayati yang merupakan salah satu kapal perang milik TNI-AL. Hingga sebuah film besutan tahun 2007 yang mengisahkan riwayatnya berjudul Laksamana Malahayati.
Nama Malahayati tetap diabadikan dalam berbagai bentuk. Mulai dari Pelabuhan Malahayati di Teluk Krueng Raya, Universitas Malahayati di Bandar Lampung, KRI Malahayati yang merupakan salah satu kapal perang milik TNI-AL. Hingga sebuah film besutan tahun 2007 yang mengisahkan riwayatnya berjudul Laksamana Malahayati.
Source: Indomiliter.com
Pasca
411 tahun sejak gugurnya, tepatnya pada 6 November 2017, ia akhirnya diberi gelar
Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Bersanding dengan
Cut Meutia dan Cut Nyak Dien yang lebih dahulu termaktub di buku sejarah Nusantara
tentang kekesatrian mereka memperjuangkan Aceh. Malahayati, sang laksamana wanita
pertama di dunia.
Sumber:
Tirto.id
Merdeka.com
wikipedia
Bintaro, 2018
8 Comments
Saya punya teman yg nama belakangnya Malahayati. Teman saya pun menurut saya memiliki sikap pejuan seperti pahlawan wanita kita ini mba. Semoga Indonesia bisa melahirkan banyak Malahayati untuk berjuang sesuai perannya masing-masing
ReplyDeleteMalahayati..jadi inget aceh..seneng bgt pas dinas di sana..suasananya enak, makanannya juga hehe
ReplyDeletePerempuan bisa ditempatkan di posisi apapun. Perempuan itu paling fleksibel bangettt. Mau lembut bisa, keras bisa, tegas bisa. Persis seperti Laksmana Malahayati.
ReplyDeletePernah baca soal Ibu Keumala juga kemarin. Salah satu Pahlawan perempuan yang ngga banyak terekspos. Terimakasih tulisannya kak
ReplyDeleteSering dengar nama Laksamana Malahayati. Tapi baru sekarang tahu latar cerita heroiknya
ReplyDeleteWah, cornelis kan cowok trus duel ama perempuan? Trus perempuan nya yg menang? Kereen ya
ReplyDeletekayak baca buku sejarah. hehe.. malahayati, kan kuingat namamu sebagai pejuang Aceh bersama cut nyak dien dan cut mutia. 😊
ReplyDeleteBerasa membaca kembali sejarah. Mereka pejuang yg takkan pernah terlupakan. Tapi kl malahayati nih jarang ya terekspos, saya malah ingatnya cut nyak dien sama cut mutia
ReplyDelete